Langsung ke konten utama

Wadahi UKM Pemula


Tak sedikit pelaku usaha kerajinan yang dikenal kalangan luas setelah berani menjual produknya di pusat-pusat perbelanjaan. Tak sedikit pula masyarakat yang mendapatkan ide dari melihat atau membeli barang-barang yang ditawarkan UKM di mal.

Nah, kepedulian pusat perbelanjaan inilah yang diwujudkan Royal Plaza Surabaya terhadap kreasi perajin di Jatim. Saat ini, paling tidak terdapat dua lantai di pusat perbelanjaan itu yang sebagian besar dipenuhi pelaku UKM.

Manager Promosi Royal Plaza Surabaya Vicky Ratih mengatakan, sejak pusat perbelanjaan ini dioperasikan, pihaknya bertekad untuk mewadahi pelaku UKM agar produknya dikenal.

“Awalnya memang kami bekerja sama dengan Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Surabaya, mereka aktif memberi pelatihan dan menyewakan stan bagi UKM anggotanya,” papar Vicky.

Tak disangka, produk yang dihasilkan UKM mendapat respon positif dari pengunjung. Banyak pihak pun berpendapat bahwa lokasi tersebut cukup potensial untuk memajang produk UKM. Sebagian besar produk yang dijual adalah kerajinan souvenir, pernik-pernik, serta aksesoris.

Kondisi itu membuat sejumlah dinas di pemerintahan yang terkait dengan sektor UKM dan ekonomi, bahkan sejumlah perusahaan BUMN ikut menyewa beberapa stan. Mereka rata-rata memberi kesempatan anggota UKM binaan untuk menampilkan produknya secara bergantian setiap beberapa bulan sekali.

“Memang ada harga sewa khusus yang relatif lebih murah untuk stan UKM ini, baik yang perseorangan atau dinas dan perusahaan. Ini agar mereka terpicu untuk berkembang, namun juga tetap ada tanggung jawab untuk tetap berjualan karena ada kewajiban sewa,” ulas Vicky.

Upaya ini kian lengkap dengan dukungan Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Surabaya yang secara rutin mengajak kelompok masyarakat di tingkat kelurahan atau kecamatan untuk dilibatkan dalam sejumlah pelatihan yang digelar di Royal Plaza.

Mereka juga diberi kesempatan sekitar sepekan untuk memajang hasil karyanya di outlet. “Perkembangannya, kini banyak pelaku UKM yang semula usahanya hanya sebagai sampingan tapi berubah menjadi usaha penopang keluarga,” ungkapnya. surya.co.id

Postingan populer dari blog ini

Sempat Dilarang Usaha, Kini Sehari Ciptakan 30 Item

Membidik pasar segmen wanita tentu bukan langkah yang salah. Pasalnya, hampir setiap wanita ingin terlihat lebih cantik dan modis. Ini pula yang disasar Oky Mia Octaviany, perajin aksesoris yang sukses masuk di segmen tersebut. Saat ini, beragam aksesoris seperti, bros, gelang, tas, anting, serta hiasan jilbab buatannya, banyak dikenal pembeli baik dari Jatim, luar pulau, bahkan hingga pasar ekspor ke Arab Saudi dan Eropa. Meski sebetulnya usaha yang ia jalankan berangkat dari kegagalannya merintis usaha sebelumnya. Wanita kelahiran Surabaya, Oktober 1971 lalu itu, memang pernah mencoba berbisnis makanan. Namun usaha itu ternyata hanya bertahan setahun. Itu membuat dia dilarang sang suami, Banyon Anantoseno, untuk menggeluti usaha. “Saya pun merenung ternyata kegagalan itu akibat saya tidak suka masak. Oleh karena itu, saya mencoba menggeluti lading bisnis lain yang selama ini saya sukai,” papar Oky ditemui di rumah sekaligus workshop-nya di kawasan Sidosermo Surabaya. Tahun 2

Peluang Usaha Kreatif Daur Ulang Limbah

Banyaknya limbah atau sampah yang setiap harinya diproduksi masyarakat, menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan yang ada di sekitar mereka. Segala macam usaha dilakukan pemerintah dan instansi swasta untuk menyelamatkan lingkungan dari tumpukan limbah sampah yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Program pemerintah untuk mengolah semua sampah, ternyata dimanfaatkan sebagian masyarakat menjadi peluang usaha baru yang bertujuan menyelamatkan lingkungan dari limbah sampah. Dengan munculnya peluang bisnis kreatif daur ulang limbah, dapat mengurangi jumlah limbah yang menumpuk serta memberikan keuntungan yang cukup besar bagi pelaku bisnisnya. Limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, dengan kreativitas dan inovasi dari para pelaku bisnis, limbah sampah dapat didaur ulang dan dirubah menjadi produk baru yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Limbah organik seperti kayu, dedaunan, kulit telur serta tulang hewan dapat didaur ulang dan diolah menjadi berbagai kerajinan unik atau d

Ingin Bermanfaat Lebih Banyak melalui Roncean Tasbih

Tasbih umumnya terbuat dari bahan kayu cendana dengan dominasi warna coklat, hitam atau batu fosfor warna putih yang bisa menyala. Namun, kini semakin banyak dijumpai model tasbih dengan bahan mulai mutiara imitasi, kaca hingga batu-batuan. Warnanya pun semakin beragam, kuning, hijau, biru, ungu, juga pink. Di tangan Ira Puspitasari, aneka batu-batuan, perak, mutiara imitasi atau kaca itu bisa berubah wujud menjadi roncean tasbih nan cantik. Apalagi, masih ditambah batuan Swarovski. “Apa yang saya mulai ini karena belum cukup puas dengan produk aksesoris wanita. Saya ingin bisa memberi lebih banyak manfaat bagi semua orang atas hasil karyanya. Yaitu dengan membuat tasbih unik yang dibuat dari beragam batu-batuan,” tutur Ira, Kamis (12/8). Memang, tasbih buatannya tak lepas dari hasil keisengannya dalam memadupadan aksesoris dan barang yang selama ini telah ia geluti sejak dua tahun terakhir. “Saya berpikir kalau misalnya batu-batuan ini saya padu dengan butiran tasbih kayaknya c