Langsung ke konten utama

Bikin Racikan Otodidak, Jualan Lewat Online


Laila Asri, Pembuat Produk Perawatan Tubuh Pourvous

Industri spa bisa dibilang tengah memasuki fase jenuh di Indonesia. Nyatanya, tidak demikian terhadap produk perawatan tubuh. Market produk ini ternyata masih cukup luas apabila benar-benar digali.

Di tangan Laila Asri, 29, produk perawatan tubuh (body care) racikannya bisa melanglangbuana di beberapa negara di Asia Tenggara sampai Eropa. Padahal, ibu tiga anak ini mengawalinya dengan coba-coba.

“Saya suka merawat tubuh, tapi produk perawatan yang cocok buat saya kok selalu mahal karena impor. Saya pun browsing internet untuk menemukan resep peracikan produk perawatan tubuh. Saya tidak memiliki background pendidikan farmasi, demikian halnya suami, tapi saya punya teman yang kuliah di Jurusan Farmasi, dari dialah bisnis ini bermula,” ujar Laila mengawali cerita.

Melalui serangkaian uji coba, akhirnya produk racikannya siap dikomersialkan September 2007 dengan menggandeng rekanan dengan merek dagang Amour Pourvous, yang artinya Cinta Untukmu. Sayangnya, ketika dipatenkan sudah ada orang yang menggunakan nama Amour.

“Maka kami mengambil nama Pourvous saja, artinya ‘Untukmu’,” kata mahasiswi Ekonomi Manajemen Unair angkatan 2001 yang sampai saat ini belum menyelesaikan studinya ini.

Istri Adi Sufariyanto ini mengandalkan jualan secara online di www.mypourvous.com. Dari situlah order mengalir deras sampai saat ini. Jalur ekspor mulai terbuka, namun permintaan domestik masih paling tinggi.

Saat ini merek dagang Pourvous memiliki 22 item produk, jika ditambah varian jumlahnya menjadi 30 item, antara lain body lotion, body butter, body scrub, foot care, shower gel, massage oil, herbal wash,aromatic pillow, aromatic candel, home fragrance. Harganya mulai Rp 38.000-265.000. “Harga paling mahal ini untuk bantal aromatic,” jelasnya.

Sekali produksi, untuk per itemnya rata-rata 2.000-3.000 pieces dan mampu terserap pasar dalam tempo tak kurang dari tiga bulan. “Sulit menghitung omzet bulanan karena orderannya juga tidak tentu,” kelitnya halus.

Pourvous tak punya showroom khusus, kecuali kantor mungil di sebelah rumah Laila di kawasan elite Galaxy Bumi Permai. “Agustus nanti saya akan buka outlet pertama di Tunjungan Plaza. Mudah-mudahan bisa memperkuat penetrasi penjualan,” yakin Laila, yang kini memiliki sekitar 20 karyawan lepas.

Berdua dengan sang suami yang lulusan Teknik Mesin ITS, Laila optimistis jika bisnis yang ia bangun bisa memenuhi permintaan pasar sampai beberapa tahun ke depan. “Produk body care dari asing deras sekali serbuannya, tapi produk kita punya kekhasan, selain berlabel halal dari MUI juga bebas paraben, lanolin, synteric color, PABA. Sebetulnya bahan ini diperbolehkan BPOM namun kita pakai bahan pengganti yang aman yakni tokoferol,” imbuh wanita berdarah Banjarmasin ini.

Sebelum menjajal berbisnis produk perawatan tubuh, Laila sempat berbisnis pakaian muslim hingga bisnis MLM. “Itu dulu, waktu mahasiswa. Tapi sekarang masih jadi distributor pakaian muslim, tapi khusus anak,” lanjutnya.

Modal apapun ia pakai demi berwirausaha. “Menumbuhkan semangat wirausaha itu tidak gampang, tapi untungnya saya sudah terbiasa dari orangtua yang punya usaha persewaan kapal tongkang. Kalau keluarga dari suami, jiwa PNS-nya yang mendarah daging,” sambungnya.

Mengawali usahanya, Laila mengaku modalnya dari kocek pribadi dan pinjaman bank lewat kartu kredit. “Saya gesek kartu kredit untuk memenuhi order 150 paket parsel body scrub. Awalnya lumayan khawatir tidak bisa bayar cicilan ke bank, tapi Alhamdulillah lancar,” ujar Laila.

Pourvous kini tercatat telah mendapat penghargaan dari Kompetisi UKM 2008 oleh Majalah Femina & Kementrian Koperasi dan UKM, serta Pemenang I Regional Jawa Timur, Bali & Nusa Tenggara Wirausaha Muda Mandiri 2008 oleh Bank Mandiri. surya.co.id

Postingan populer dari blog ini

Sempat Dilarang Usaha, Kini Sehari Ciptakan 30 Item

Membidik pasar segmen wanita tentu bukan langkah yang salah. Pasalnya, hampir setiap wanita ingin terlihat lebih cantik dan modis. Ini pula yang disasar Oky Mia Octaviany, perajin aksesoris yang sukses masuk di segmen tersebut. Saat ini, beragam aksesoris seperti, bros, gelang, tas, anting, serta hiasan jilbab buatannya, banyak dikenal pembeli baik dari Jatim, luar pulau, bahkan hingga pasar ekspor ke Arab Saudi dan Eropa. Meski sebetulnya usaha yang ia jalankan berangkat dari kegagalannya merintis usaha sebelumnya. Wanita kelahiran Surabaya, Oktober 1971 lalu itu, memang pernah mencoba berbisnis makanan. Namun usaha itu ternyata hanya bertahan setahun. Itu membuat dia dilarang sang suami, Banyon Anantoseno, untuk menggeluti usaha. “Saya pun merenung ternyata kegagalan itu akibat saya tidak suka masak. Oleh karena itu, saya mencoba menggeluti lading bisnis lain yang selama ini saya sukai,” papar Oky ditemui di rumah sekaligus workshop-nya di kawasan Sidosermo Surabaya. Tahun 2

Peluang Usaha Kreatif Daur Ulang Limbah

Banyaknya limbah atau sampah yang setiap harinya diproduksi masyarakat, menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan yang ada di sekitar mereka. Segala macam usaha dilakukan pemerintah dan instansi swasta untuk menyelamatkan lingkungan dari tumpukan limbah sampah yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Program pemerintah untuk mengolah semua sampah, ternyata dimanfaatkan sebagian masyarakat menjadi peluang usaha baru yang bertujuan menyelamatkan lingkungan dari limbah sampah. Dengan munculnya peluang bisnis kreatif daur ulang limbah, dapat mengurangi jumlah limbah yang menumpuk serta memberikan keuntungan yang cukup besar bagi pelaku bisnisnya. Limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, dengan kreativitas dan inovasi dari para pelaku bisnis, limbah sampah dapat didaur ulang dan dirubah menjadi produk baru yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Limbah organik seperti kayu, dedaunan, kulit telur serta tulang hewan dapat didaur ulang dan diolah menjadi berbagai kerajinan unik atau d

Ingin Bermanfaat Lebih Banyak melalui Roncean Tasbih

Tasbih umumnya terbuat dari bahan kayu cendana dengan dominasi warna coklat, hitam atau batu fosfor warna putih yang bisa menyala. Namun, kini semakin banyak dijumpai model tasbih dengan bahan mulai mutiara imitasi, kaca hingga batu-batuan. Warnanya pun semakin beragam, kuning, hijau, biru, ungu, juga pink. Di tangan Ira Puspitasari, aneka batu-batuan, perak, mutiara imitasi atau kaca itu bisa berubah wujud menjadi roncean tasbih nan cantik. Apalagi, masih ditambah batuan Swarovski. “Apa yang saya mulai ini karena belum cukup puas dengan produk aksesoris wanita. Saya ingin bisa memberi lebih banyak manfaat bagi semua orang atas hasil karyanya. Yaitu dengan membuat tasbih unik yang dibuat dari beragam batu-batuan,” tutur Ira, Kamis (12/8). Memang, tasbih buatannya tak lepas dari hasil keisengannya dalam memadupadan aksesoris dan barang yang selama ini telah ia geluti sejak dua tahun terakhir. “Saya berpikir kalau misalnya batu-batuan ini saya padu dengan butiran tasbih kayaknya c