Langsung ke konten utama

Pemasaran Masih Jadi Sandungan

Sejak memulai usaha 13 tahun lalu, tantangan terberat yang masih terus dirasakan Arief Subandi adalah terkait pemasaran produknya. Seperti beberapa nasib perajin lainnya, ujar Arief, ia harus mengandalkan event-event pameran agar produknya dilirik pembeli.

Pameran memang sarana tepat untuk mempromosikan karyanya, namun harus diakuinya, pameran yang ada di Kota Malang baru sebatas memanfaatkan momen-momen acara tertentu.

“Yang saya dan teman-teman harapkan, event pameran dibikin secara rutin seperti yang selama ini ada di Surabaya. Di sini kami hanya bisa ikut pameran paling tidak tiga bulan sekali. Padahal, banyak barang-barang yang telah diproduksi dan bahkan telah berinovasi,” terangnya.

Alhasil, Arief tidak bisa tergantung dengan pameran di Kota Malang. Beberapa kali ia mencoba menawarkan produknya ke pameran di Surabaya dengan cara menitipkan kepada teman yang ikut pameran.

“Beberapa waktu lalu, saya menitipkan kerajinan sabut kelapa saya ke teman. Cara itu yang kini banyak dilakukan teman-teman untuk mendongkrak penjualan. Kalau tidak dengan cara ini, tentu sulit. Kemudahan pemasaran di Malang belum seperti kerajinan Jogjakarta atau Bali, misalnya,” terang Arief.

Arief juga mengaku sedikit terbantu dengan peran Pemkot Malang yang memintanya menjadi instruktur pembuatan sabut kelapa ke daerah-daerah, bahkan luar pulau. Di sanalah, sekaligus ia memasarkan dagangannya.

Ke depan, Arief berharap Pemkot Malang akan menfasilitasi penjualan kerajinan khas Kota Malang lewat pameran rutin. Ia juga berharap Kota Malang memiliki tempat yang representatif untuk memajang hasil kerajinan dengan mengenakan tarif yang relatif murah.

http://www.surya.co.id

Postingan populer dari blog ini

Sempat Dilarang Usaha, Kini Sehari Ciptakan 30 Item

Membidik pasar segmen wanita tentu bukan langkah yang salah. Pasalnya, hampir setiap wanita ingin terlihat lebih cantik dan modis. Ini pula yang disasar Oky Mia Octaviany, perajin aksesoris yang sukses masuk di segmen tersebut. Saat ini, beragam aksesoris seperti, bros, gelang, tas, anting, serta hiasan jilbab buatannya, banyak dikenal pembeli baik dari Jatim, luar pulau, bahkan hingga pasar ekspor ke Arab Saudi dan Eropa. Meski sebetulnya usaha yang ia jalankan berangkat dari kegagalannya merintis usaha sebelumnya. Wanita kelahiran Surabaya, Oktober 1971 lalu itu, memang pernah mencoba berbisnis makanan. Namun usaha itu ternyata hanya bertahan setahun. Itu membuat dia dilarang sang suami, Banyon Anantoseno, untuk menggeluti usaha. “Saya pun merenung ternyata kegagalan itu akibat saya tidak suka masak. Oleh karena itu, saya mencoba menggeluti lading bisnis lain yang selama ini saya sukai,” papar Oky ditemui di rumah sekaligus workshop-nya di kawasan Sidosermo Surabaya. Tahun 2

Peluang Usaha Kreatif Daur Ulang Limbah

Banyaknya limbah atau sampah yang setiap harinya diproduksi masyarakat, menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan yang ada di sekitar mereka. Segala macam usaha dilakukan pemerintah dan instansi swasta untuk menyelamatkan lingkungan dari tumpukan limbah sampah yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Program pemerintah untuk mengolah semua sampah, ternyata dimanfaatkan sebagian masyarakat menjadi peluang usaha baru yang bertujuan menyelamatkan lingkungan dari limbah sampah. Dengan munculnya peluang bisnis kreatif daur ulang limbah, dapat mengurangi jumlah limbah yang menumpuk serta memberikan keuntungan yang cukup besar bagi pelaku bisnisnya. Limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, dengan kreativitas dan inovasi dari para pelaku bisnis, limbah sampah dapat didaur ulang dan dirubah menjadi produk baru yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Limbah organik seperti kayu, dedaunan, kulit telur serta tulang hewan dapat didaur ulang dan diolah menjadi berbagai kerajinan unik atau d

Ingin Bermanfaat Lebih Banyak melalui Roncean Tasbih

Tasbih umumnya terbuat dari bahan kayu cendana dengan dominasi warna coklat, hitam atau batu fosfor warna putih yang bisa menyala. Namun, kini semakin banyak dijumpai model tasbih dengan bahan mulai mutiara imitasi, kaca hingga batu-batuan. Warnanya pun semakin beragam, kuning, hijau, biru, ungu, juga pink. Di tangan Ira Puspitasari, aneka batu-batuan, perak, mutiara imitasi atau kaca itu bisa berubah wujud menjadi roncean tasbih nan cantik. Apalagi, masih ditambah batuan Swarovski. “Apa yang saya mulai ini karena belum cukup puas dengan produk aksesoris wanita. Saya ingin bisa memberi lebih banyak manfaat bagi semua orang atas hasil karyanya. Yaitu dengan membuat tasbih unik yang dibuat dari beragam batu-batuan,” tutur Ira, Kamis (12/8). Memang, tasbih buatannya tak lepas dari hasil keisengannya dalam memadupadan aksesoris dan barang yang selama ini telah ia geluti sejak dua tahun terakhir. “Saya berpikir kalau misalnya batu-batuan ini saya padu dengan butiran tasbih kayaknya c