Langsung ke konten utama

Direct Selling

Menjual barang itu gampang-gampang susah. Beberapa produk dapat dijual melalui toko, supermarker, mal dan yang lainnya. Akan tetapi, ada juga produk yang tidak bisa dipasarkan dengan model tersebut.

Kenapa demikian? karena spesifikasinya yang khusus, harus dikenalkan dengan memberikan pengetahuan tentang barang atau jasa tersebut dari sisi keunikan, keunggulan, teknologi, dan hal lain tentang produk tersebut.

Di sinilah pengusaha harus jeli menentukan pilihan, apakah produk dan jasa perusahaan harus dijual langsung (direct selling), maupun tidak langsung (indirect selling).

Penjualan secara langsung mempunyai beberapa keunggulan seperti tingkat keuntungan yang diperoleh bisa lebih besar karena memperpendek jalur distribusi, sehingga harga jual juga bisa ditekan.

Akan tetapi model ini memerlukan tenaga-tenaga terampil dan menarik dengan jumlah yang lebih banyak agar kecepatan dan penyebaran dalam lingkup yang luas dapat terjangkau. Beberapa persyaratan tersebut, antara lain :

Pertama, wiraniaga harus mempunyai kepribadian yang menyenangkan. Segala teknik menjual tidak akan dapat berhasil, jika wiraniaga tidak mampu membangun kepribadian dengan baik agar mampu menarik calon konsumen. Konsumen memerlukan berbagai hal yang membuat dirinya merasa nyaman, diperhatikan, dihargai serta tidak merasa terancam.

Paul J. Micali (1994) ahli kepribadian dunia, mengungkapkan ada empat hal yang harus dipunyai oleh wiraniaga seperti pribadi yang menyenangkan (the engaging personality), meyakinkan (assuring), berwibawa dan dinamis.

Kedua, harus dibangun sistem komunikasi yang selalu dapat menyesuaikan dengan target pasar. Masing-masing daerah punya adat budaya yang berbeda, sehingga seorang wiraniaga harus diberikan keterampilan untuk dapat menyesuaikan dalam berbagai kondisi dan kebiasaan calon pelanggan.

Dalam berkomunikasi, wiraniaga juga harus tahu kapan saatnya mesti menjadi pendengar yang efektif dan paham saat dan cara berbicara secara baik kepada calon konsumen, agar tidak merasa terganggu. Sebab jika tidak tepat, calon konsumen bukan hanya merasa terganggu tetapi bisa jadi langsung mengusir dan menolak untuk ditemui.

Ketiga, wiraniaga juga harus memahami dengan baik calon konsumen. Masing-masing orang tidak dapat diperlakukan dengan cara sama.

Patrik (2003), seorang ahli pemasaran mengungkapkan ada empat tipe manusia yang harus dipahami wiraniaga dan kemudian dipelajari untuk dapat menyesuaikan dengan keadaan. Tipe tersebuat di antaranya asertif dan akomodatif dengan kategori dingin saat berkomunikasi, serta akomodatif dan asertif dalam kategori hangat ketika berkomunikasi dengan pihak lain.

Kepribadian yang menyenangkan, sistem komunikasi yang baik dan pemahaman terhadap karakter konsumen yang berbeda-beda adalah salah satu model yang bisa dibangun agar perusahaan dapat menjual produk lebih banyak dan berjangka panjang. Bagaimana dengan Anda?

Sumber : http://www.surya.co.id

Postingan populer dari blog ini

Sempat Dilarang Usaha, Kini Sehari Ciptakan 30 Item

Membidik pasar segmen wanita tentu bukan langkah yang salah. Pasalnya, hampir setiap wanita ingin terlihat lebih cantik dan modis. Ini pula yang disasar Oky Mia Octaviany, perajin aksesoris yang sukses masuk di segmen tersebut. Saat ini, beragam aksesoris seperti, bros, gelang, tas, anting, serta hiasan jilbab buatannya, banyak dikenal pembeli baik dari Jatim, luar pulau, bahkan hingga pasar ekspor ke Arab Saudi dan Eropa. Meski sebetulnya usaha yang ia jalankan berangkat dari kegagalannya merintis usaha sebelumnya. Wanita kelahiran Surabaya, Oktober 1971 lalu itu, memang pernah mencoba berbisnis makanan. Namun usaha itu ternyata hanya bertahan setahun. Itu membuat dia dilarang sang suami, Banyon Anantoseno, untuk menggeluti usaha. “Saya pun merenung ternyata kegagalan itu akibat saya tidak suka masak. Oleh karena itu, saya mencoba menggeluti lading bisnis lain yang selama ini saya sukai,” papar Oky ditemui di rumah sekaligus workshop-nya di kawasan Sidosermo Surabaya. Tahun 2

Peluang Usaha Kreatif Daur Ulang Limbah

Banyaknya limbah atau sampah yang setiap harinya diproduksi masyarakat, menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan yang ada di sekitar mereka. Segala macam usaha dilakukan pemerintah dan instansi swasta untuk menyelamatkan lingkungan dari tumpukan limbah sampah yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Program pemerintah untuk mengolah semua sampah, ternyata dimanfaatkan sebagian masyarakat menjadi peluang usaha baru yang bertujuan menyelamatkan lingkungan dari limbah sampah. Dengan munculnya peluang bisnis kreatif daur ulang limbah, dapat mengurangi jumlah limbah yang menumpuk serta memberikan keuntungan yang cukup besar bagi pelaku bisnisnya. Limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, dengan kreativitas dan inovasi dari para pelaku bisnis, limbah sampah dapat didaur ulang dan dirubah menjadi produk baru yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Limbah organik seperti kayu, dedaunan, kulit telur serta tulang hewan dapat didaur ulang dan diolah menjadi berbagai kerajinan unik atau d

Ingin Bermanfaat Lebih Banyak melalui Roncean Tasbih

Tasbih umumnya terbuat dari bahan kayu cendana dengan dominasi warna coklat, hitam atau batu fosfor warna putih yang bisa menyala. Namun, kini semakin banyak dijumpai model tasbih dengan bahan mulai mutiara imitasi, kaca hingga batu-batuan. Warnanya pun semakin beragam, kuning, hijau, biru, ungu, juga pink. Di tangan Ira Puspitasari, aneka batu-batuan, perak, mutiara imitasi atau kaca itu bisa berubah wujud menjadi roncean tasbih nan cantik. Apalagi, masih ditambah batuan Swarovski. “Apa yang saya mulai ini karena belum cukup puas dengan produk aksesoris wanita. Saya ingin bisa memberi lebih banyak manfaat bagi semua orang atas hasil karyanya. Yaitu dengan membuat tasbih unik yang dibuat dari beragam batu-batuan,” tutur Ira, Kamis (12/8). Memang, tasbih buatannya tak lepas dari hasil keisengannya dalam memadupadan aksesoris dan barang yang selama ini telah ia geluti sejak dua tahun terakhir. “Saya berpikir kalau misalnya batu-batuan ini saya padu dengan butiran tasbih kayaknya c