Langsung ke konten utama

Jamin Pasar, Kualitas, hingga Modal

Usaha berjualan makanan ringan untuk menambah pendapatan keluarga saat ini tengah menjadi tren. Sayangnya, dalam perjalanannya sering harus menghadapi kendala, seperti ketatnya persaingan, kurang mengerti keinginan konsumen, hingga terbatasnya modal.

Namun di tangan Ida Widyastuti melalui usaha yang digelutinya bersama sang suami, M Haris, semua kendala itu bisa dikurangi. Usaha yang diberi nama Rumah Snack Mekarsari itu memang sepintas seperti toko oleh-oleh kebanyakan. Namun di balik itu, upaya pasangan suami-istri ini sangat berarti bagi UKM produsen makanan ringan/camilan.

“Tujuan kita tidak hanya sekadar menjual produk UKM, namun bagaimana bisa membantu mereka menjaga kualitas, rasa, memenuhi keinginan konsumen, hingga jaminan terserap pasar. Dukungan ini yang penting,” jelas Ida, ditemui di tokonya di kawasan Pondok Jati, Sidoarjo.

Baginya, memberdayakan masyarakat khususnya ibu-ibu lebih bermanfaat dibanding hanya sekadar memasarkan produknya. Ada dampak sosial yang lebih besar dengan merangkul mereka. Jika biasanya toko hanya menjadi ‘titipan’ bagi produk UKM dan menuntut barang berkualitas, Mekarsari lebih memprioritaskan pada penguatan produksi di UKM yang menjadi mitranya.

“Saya harus aktif berkeliling nyambangi UKM satu per satu. Apalagi UKM pemula yang mulai mencoba memproduksi makanan, atau mereka yang baru bergabung. Saya harus intens datang ke mereka. Kita sharing, apa yang kurang dari produknya, sampai menemukan produk yang layak jual,” ungkap Ida, yang merintis usahanya sejak 2001.

Bahkan selama produk yang dibuat UKM ini belum bisa menghasilkan, artinya belum layak untuk dijual di pasar, pihaknya rela mengganti semua biaya yang dikeluarkan UKM. Ia sadar, kendala utama yang banyak dihadapi UKM kecil adalah permodalan. Sementara, untuk mengakses ke perbankan, selain cukup rumit, juga diperlukan jaminan.

Karena itu, ketika UKM yang menjadi binaannya kesulitan permodalan karena tingginya permintaan pasar, ia rela memberikan pinjaman untuk bantuan modal. Untuk bantuan permodalan, Ida punya cara sendiri.

Misalnya, ketika ada order 10 ton makanan ringan, pihaknya akan memberi bantuan modal kerja setiap tahap disesuaikan dengan kapasitas produksi UKM. “Misalnya 10 ton itu bisa dihasilkan selama satu bulan, kita akan beri modal setiap minggu dengan kapasitas 2,5 ton. Demikian seterusnya,” ujar Ida.

Tak heran, hingga kini lebih dari 500 UKM makanan ringan yang tersebar di Jatim, Jateng, Jabar, hingga Bali, menjadi bagian dari kemitraannya. Pasalnya, sekitar 600 jenis makanan ringan tersedia di gerai Mekarsari, baik melalui penjualan secara ritel maupun partai. Setiap hari, ada saja UKM-UKM yang menawarkan produk karyanya.

Produk Mekarsari kini telah menyebar ke sebagian besar kota di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Papua, NTB. Bahkan beberapa konsumennya memasarkan ke luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Hongkong, Brunei, bahkan Amerika.

“Pasar makanan ringan cukup potensial. Sebagian besar yang kita jual memang jenis camilan tradisional yang telah lama ada, seperti keripik pisang dan emping mlinjo, namun bagaimana kita memberikan nilai lebih pada produk itu, baik rasa, kemasan, hingga jaringan distribusi,” ulas Ida yang memiliki gudang distribusi di Sidoarjo dan Bali ini. surya.co.id

Postingan populer dari blog ini

Sempat Dilarang Usaha, Kini Sehari Ciptakan 30 Item

Membidik pasar segmen wanita tentu bukan langkah yang salah. Pasalnya, hampir setiap wanita ingin terlihat lebih cantik dan modis. Ini pula yang disasar Oky Mia Octaviany, perajin aksesoris yang sukses masuk di segmen tersebut. Saat ini, beragam aksesoris seperti, bros, gelang, tas, anting, serta hiasan jilbab buatannya, banyak dikenal pembeli baik dari Jatim, luar pulau, bahkan hingga pasar ekspor ke Arab Saudi dan Eropa. Meski sebetulnya usaha yang ia jalankan berangkat dari kegagalannya merintis usaha sebelumnya. Wanita kelahiran Surabaya, Oktober 1971 lalu itu, memang pernah mencoba berbisnis makanan. Namun usaha itu ternyata hanya bertahan setahun. Itu membuat dia dilarang sang suami, Banyon Anantoseno, untuk menggeluti usaha. “Saya pun merenung ternyata kegagalan itu akibat saya tidak suka masak. Oleh karena itu, saya mencoba menggeluti lading bisnis lain yang selama ini saya sukai,” papar Oky ditemui di rumah sekaligus workshop-nya di kawasan Sidosermo Surabaya. Tahun 2

Peluang Usaha Kreatif Daur Ulang Limbah

Banyaknya limbah atau sampah yang setiap harinya diproduksi masyarakat, menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan yang ada di sekitar mereka. Segala macam usaha dilakukan pemerintah dan instansi swasta untuk menyelamatkan lingkungan dari tumpukan limbah sampah yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Program pemerintah untuk mengolah semua sampah, ternyata dimanfaatkan sebagian masyarakat menjadi peluang usaha baru yang bertujuan menyelamatkan lingkungan dari limbah sampah. Dengan munculnya peluang bisnis kreatif daur ulang limbah, dapat mengurangi jumlah limbah yang menumpuk serta memberikan keuntungan yang cukup besar bagi pelaku bisnisnya. Limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, dengan kreativitas dan inovasi dari para pelaku bisnis, limbah sampah dapat didaur ulang dan dirubah menjadi produk baru yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Limbah organik seperti kayu, dedaunan, kulit telur serta tulang hewan dapat didaur ulang dan diolah menjadi berbagai kerajinan unik atau d

Ingin Bermanfaat Lebih Banyak melalui Roncean Tasbih

Tasbih umumnya terbuat dari bahan kayu cendana dengan dominasi warna coklat, hitam atau batu fosfor warna putih yang bisa menyala. Namun, kini semakin banyak dijumpai model tasbih dengan bahan mulai mutiara imitasi, kaca hingga batu-batuan. Warnanya pun semakin beragam, kuning, hijau, biru, ungu, juga pink. Di tangan Ira Puspitasari, aneka batu-batuan, perak, mutiara imitasi atau kaca itu bisa berubah wujud menjadi roncean tasbih nan cantik. Apalagi, masih ditambah batuan Swarovski. “Apa yang saya mulai ini karena belum cukup puas dengan produk aksesoris wanita. Saya ingin bisa memberi lebih banyak manfaat bagi semua orang atas hasil karyanya. Yaitu dengan membuat tasbih unik yang dibuat dari beragam batu-batuan,” tutur Ira, Kamis (12/8). Memang, tasbih buatannya tak lepas dari hasil keisengannya dalam memadupadan aksesoris dan barang yang selama ini telah ia geluti sejak dua tahun terakhir. “Saya berpikir kalau misalnya batu-batuan ini saya padu dengan butiran tasbih kayaknya c