Langsung ke konten utama

Marketing Mix

Pemasaran adalah aktivitas perusahaan untuk mempertahankan hidup, pengembangan usaha maupun meningkatkan kemampuan bersaing dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan.

William J Stanton, ahli marketing dunia, menggambarkan kegiatan pemasaran mulai dari merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan sebagai upaya memberikan kepuasan baik kepada pembeli.

Pandangan ini yang seringkali disalahpahami oleh pengusaha, karena menganggap marketing hanya dari sisi promosi saja, sementara yang lain dianggap tidak terlalu penting. Mc Carthy mengatakan, pemasaran adalah sinergi harga (price), tempat (place), promosi (promotion), dan produk (product). Konsep ini yang kemudian dikenal sebagai marketing mix.

Dalam perumusannya, model ini menghasilkan berbagai kombinasi.

Pertama, harga dan mutu produk. Banyak orang beranggapan ada kaitan erat antara keduanya. Kalau harga mahal berarti mutunya bagus, atau dalam bahasa lain kalau mutunya bagus mesti mahal harganya. Pandangan ini tidak selalu benar. Karena mutu tidak selalu identik dengan harga.

Kedua, harga dan jangkauan. Tidak banyak artinya harga produk yang hemat tetapi konsumen sulit memperolehnya karena lokasi layanan yang terbatas. Karena berarti mesti ada ongkos tambahan agar dapat menikmati dan memperoleh manfaat dari produk tersebut, sehingga terasa lebih mahal. Misalnya produk perbankan syari’ah belum signifikan dengan jumlah umat Islam yang menjadi nasabah karena faktor keterjangkauan yang masih sulit.

Ketiga, harga, keterjangkauan dan promo yang dilakukan perusahaan. Harga yang baik kalau tidak tersosialisasikan akan tidak banyak manfaatnya, karena calon konsumen tidak mengetahuinya. Misalnya, produk dengan harga terjangkau, dan gencar diiklankan di televisi nasional, tetapi ternyata baru diedarkan di wilayah Jabotabek. Iklan tersebut tentu tidak tepat, karena tidak mungkin masyarakat wilayah lainnya harus datang ke Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi) terlebih dahulu untuk menikmati produk itu.

Keempat, sinergi antara harga, produk, jangkauan serta promo yang dilakukan perusahaan. Inilah paduan terbaik karena hampir semua unsur terpenuhi di dalamnya. Harga yang tepat, ditunjang dengan produk yang bermutu, dipromosikan dengan cara yang benar serta mudah diperoleh akan menjadi keunggulan dalam menyampaikan pesan produk kepada konsumen riil dan potensial.

Kombinasi empat hal tersebut akan menjadi lebih baik kalau ditambah dengan unsur layanan (service) pra, saat dan purna transaksi.

Pengusaha seringkali hanya fokus pada saat saat terjadinya transaksi saja, kemudian semuanya dianggap telah selesai. Akibatnya banyak produk laku keras di awal karena berbagai kelebihannya, tetapi di kemudian hari harus gulung tikar karena konsumen beralih ke produk lain yang memberikan jaminan purna jual dengan lebih baik. Bagaimana dengan Anda?

http://www.surya.co.id

Postingan populer dari blog ini

Sempat Dilarang Usaha, Kini Sehari Ciptakan 30 Item

Membidik pasar segmen wanita tentu bukan langkah yang salah. Pasalnya, hampir setiap wanita ingin terlihat lebih cantik dan modis. Ini pula yang disasar Oky Mia Octaviany, perajin aksesoris yang sukses masuk di segmen tersebut. Saat ini, beragam aksesoris seperti, bros, gelang, tas, anting, serta hiasan jilbab buatannya, banyak dikenal pembeli baik dari Jatim, luar pulau, bahkan hingga pasar ekspor ke Arab Saudi dan Eropa. Meski sebetulnya usaha yang ia jalankan berangkat dari kegagalannya merintis usaha sebelumnya. Wanita kelahiran Surabaya, Oktober 1971 lalu itu, memang pernah mencoba berbisnis makanan. Namun usaha itu ternyata hanya bertahan setahun. Itu membuat dia dilarang sang suami, Banyon Anantoseno, untuk menggeluti usaha. “Saya pun merenung ternyata kegagalan itu akibat saya tidak suka masak. Oleh karena itu, saya mencoba menggeluti lading bisnis lain yang selama ini saya sukai,” papar Oky ditemui di rumah sekaligus workshop-nya di kawasan Sidosermo Surabaya. Tahun 2

Peluang Usaha Kreatif Daur Ulang Limbah

Banyaknya limbah atau sampah yang setiap harinya diproduksi masyarakat, menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan yang ada di sekitar mereka. Segala macam usaha dilakukan pemerintah dan instansi swasta untuk menyelamatkan lingkungan dari tumpukan limbah sampah yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Program pemerintah untuk mengolah semua sampah, ternyata dimanfaatkan sebagian masyarakat menjadi peluang usaha baru yang bertujuan menyelamatkan lingkungan dari limbah sampah. Dengan munculnya peluang bisnis kreatif daur ulang limbah, dapat mengurangi jumlah limbah yang menumpuk serta memberikan keuntungan yang cukup besar bagi pelaku bisnisnya. Limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, dengan kreativitas dan inovasi dari para pelaku bisnis, limbah sampah dapat didaur ulang dan dirubah menjadi produk baru yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Limbah organik seperti kayu, dedaunan, kulit telur serta tulang hewan dapat didaur ulang dan diolah menjadi berbagai kerajinan unik atau d

Ingin Bermanfaat Lebih Banyak melalui Roncean Tasbih

Tasbih umumnya terbuat dari bahan kayu cendana dengan dominasi warna coklat, hitam atau batu fosfor warna putih yang bisa menyala. Namun, kini semakin banyak dijumpai model tasbih dengan bahan mulai mutiara imitasi, kaca hingga batu-batuan. Warnanya pun semakin beragam, kuning, hijau, biru, ungu, juga pink. Di tangan Ira Puspitasari, aneka batu-batuan, perak, mutiara imitasi atau kaca itu bisa berubah wujud menjadi roncean tasbih nan cantik. Apalagi, masih ditambah batuan Swarovski. “Apa yang saya mulai ini karena belum cukup puas dengan produk aksesoris wanita. Saya ingin bisa memberi lebih banyak manfaat bagi semua orang atas hasil karyanya. Yaitu dengan membuat tasbih unik yang dibuat dari beragam batu-batuan,” tutur Ira, Kamis (12/8). Memang, tasbih buatannya tak lepas dari hasil keisengannya dalam memadupadan aksesoris dan barang yang selama ini telah ia geluti sejak dua tahun terakhir. “Saya berpikir kalau misalnya batu-batuan ini saya padu dengan butiran tasbih kayaknya c